Rabu, 03 November 2010

Akhirat 1 Menit 49 Detik

Lebih dari empat miliar tahun
planet bumi diciptakan
beserta sumber dayanya, tak
lain adalah untuk
memfasilitasi hidup manusia.
Pada hakikatnya, manusia
adalah makhluk nomaden
yang berasal dari alam azali,
berpindah ke alam rahim, lalu
lahir ke alam dunia.
Selanjutnya, diantarkan ke
alam barzakh dengan tempat
pemberhentian di alam
akhirat.
Sesungguhnya, batas waktu
(time limit) khalifah di bumi
ini sangat singkat. Ia laksana
seorang pengembara yang
mampir untuk sekadar minum.
Begitulah Rasullullah SAW
menggambarkan kehidupan
manusia di dunia.
Setiap bayi yang lahir di alam
fana ini tidak punya pilihan
untuk hidup, kecuali dengan
dua buah kitab, yakni kitab
catatan perbuatan baik (sijjin)
dan perbuatan buruk (illiyin).
Itulah yang akan
menyertainya sampai akhirat
nanti. Ditambah lagi, dengan
amanah Allah yang khusus
diberikan kepada manusia,
yakni shalat.
Suatu ketika sahabat melihat
Ali bin Abi Thalib RA ketika
berwudhu. Kulitnya tampak
berwarna kuning, dan
badannya gemetar ketika
shalat. Sahabat lain yang
menyaksikannya kemudian
bertanya kepada menantu
Rasullullah itu. "Wahai Ali,
mengapa engkau kelihatan
seperti tidak sehat ketika
berwudhu dan shalat?" Ali
menjawab; "Bagaimana aku
tidak gemetar, jika gunung,
pohon, dan makhluk lainnya
saja, tidak sanggup
memegang amanah Allah ini."
Hidup di dunia sangatlah
singkat, tak sebanding dengan
kehidupan di akhirat. "Para
malaikat dan Jibril naik
menghadap Allah, dalam
sehari setara dengan 50 ribu
tahun." (QS Al-Maarij [70]: 4).
Berarti, waktu sehari di
akhirat sama dengan 50 ribu
tahun di dunia. Bila
dikonversikan dengan umur
manusia berdasarkan usia
Rasullullah SAW (63 tahun),
maka kehidupan manusia
setara dengan 1 menit 49
detik di akhirat. Suatu waktu
yang sangat singkat. Oleh
karena itu, berhitunglah!
Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar