Kamis, 04 November 2010

Mengenal Masjid Tempat Rasulullah Memimpin Pasukan Khandaq

Sebelum
peperangan
melawan kaum kafir Quraisy
di daerah Khandaq ini, umat
Islam sangat khawatir
menghadapi mereka.
Pasalnya, jumlah pasukan
Quraisy dan sekutunya
mencapai sekitar 10 ribu
orang. Sementara itu, dari
kalangan umat Islam, hanya
sebanyak empat ribu orang.
Sebuah peperangan yang tidak
seimbang. Hal ini merupakan
ujian yang sangat berat bagi
kaum Muslimin.
Dalam Alquran, Allah SWT
menjelaskan, beratnya kondisi
yang dihadapi umat Islam.
"Hai orang-orang yang
beriman, ingatlah akan nikmat
Allah (yang telah
dikaruniakan) padamu ketika
datang kepada tentara-
tentara kepadamu. Lalu Kami
kirimkan kepada mereka
angin topan dan tentara yang
tidak dapat kamu melihatnya.
Dan Allah Maha Melihat akan
apa yang kami kerjakan.
(Yaitu) ketika mereka datang
kepadamu dari atas dan
bawah. Dan ketika tidak tetap
lagi penglihatan (mu) dan
hatimu naik menyesak sampai
tenggorokan dan kamu
menyangka terhadap Allah
dengan bermacammacam
prasangka. Disitulah diuji
orang-orang mukmin dan
digoncangkan (hatinya)
dengan goncangan yang
sangat (berat)." (QS Al-Ahzab
[33]: 9-11).
Bahkan, saat penggalian parit,
Rasul SAW turun tangan untuk
membantu kaum Muslimin.
Tak hanya pekerjaan untuk
menyelesaikan galian parit
yang mencapai lebih dari lima
kilometer itu, tetapi juga
karena minimnya bekal
makanan.
Abu Thalhah meriwayatkan,
saat penggalian itu, kaum
Muslimin terpaksa mengganjal
perut mereka dengan
beberapa buah batu. "Ketika
kami mengeluh kelaparan
kepada Rasulullah, kami
berjalan sambil mengganjal
perut dengan beberapa buah
batu. Dan kami menyaksikan
Rasulullah juga mengganjal
perutnya dengan dua buah
batu."
Diriwayatkan dari Jabir bin
Abdullah, ia berkata; "Ketika
kami sedang menggali parit
pada Perang Khandaq, kami
menemukan tanah yang
keras, maka mereka
mengadukan kepada Rasul,
kemudian Rasul menjawab;
"Biarlah aku sendiri yang
mencangkulnya." Kemudian
Rasul mencangkulnya, dan
akhirnya tanah yang keras itu
berubah menjadi lunak
bagaikan onggokan
pasir." (HR Bukhari).
Ungkapan serupa juga
diriwayatkan Imam Baihaqi
dari Al-Barra bin Azib Al-
Anshariy RA. "Pada saat kaum
Muslimin menggali parit,
mereka melihat sebuah batu
besar yang tidak dapat
dipecahkan dengan cangkul
atau beliung mereka. Mereka
memberitahukan hal itu
kepada Rasulullah SAW.
Dengan tiga kali ayunan
beliung Rasul, batu besar itu
hancur berkeping-keping."
Maka, ketika penggalian parit
selesai, beberapa hari
kemudian, datanglah pasukan
kafir Quraisy. Menyaksikan
jumlahnya yang demikian
besar, Rasul SAW berdoa agar
Allah membantu perjuangan
kaum Muslimin. Doa beliau itu
dipanjatkan saat berada di
Masjid Fatah. Beliau berdoa
selama tiga hari berturut-
turut. Dan akhirnya,
peperangan ini berhasil
dimenangkan kaum Muslimin
atas bantuan Allah yang
mengirimkan tentara Malaikat
yang tak terlihat.
Dinamakan dengan Masjid
Fatah disebabkan umat Islam
memperoleh kemenangan. Al-
Fatah berarti kemenangan.
Masjid ini berada di atas bukit
Sila (Sal'a). Bukit ini disebut
juga dengan nama Jabal as-
Sila'.(republika.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar