Selasa, 16 November 2010

Kendaraan Pembawa Amal Kebaikan

Rasulullah bersabda, "Kuda
itu ada tiga macam: menjadi
dosa bagi seseorang, menjadi
tameng bagi seseorang, dan
menjadi ganjaran bagi
seseorang. Pertama, adapun
kuda yang menjadi dosa bagi
seseorang adalah kuda yang
diikat dengan maksud pamer,
bermegah-megahan, dan
memusuhi penduduk Islam.
Kuda itu bagi pemiliknya
merupakan dosa."
"Kedua, adapun yang menjadi
tameng bagi seseorang adalah
kuda yang diikat pemiliknya
untuk berjuang di jalan Allah,
kemudian pemilik itu tidak
melupakan hak Allah yang
terdapat pada punggung dan
leher kuda. Kuda itu menjadi
tameng bagi pemiliknya
(penghalang dari api
neraka)."
"Ketiga, kuda yang menjadi
ganjaran bagi pemiliknya
adalah kuda yang diikat untuk
berjuang di jalan Allah dan
untuk penduduk Islam pada
tanah yang subur dan taman.
Maka, sesuatu yang dimakan
oleh kuda itu pada tanah
subur atau taman pasti dicatat
untuk pemiliknya sebagai
kebaikan sejumlah yang telah
dimakan oleh kuda, dan
dicatat pula kebaikan untuk
pemiliknya sejumlah kotoran
dan air kencingnya."
Hadis yang tercantum dalam
kitab Sahih Muslim (nomor
1647) itu menjelaskan bahwa
kendaraan yang dimiliki akan
menjadi dosa manakala dibeli
dan digunakan dengan tujuan
untuk pamer kekayaan dan
digunakan untuk maksiat.
Terlebih, uang untuk
membelinya hasil korupsi.
Pemilik kendaraan hendaknya
menyadari bahwa kendaraan
yang dimilikinya pada
hakikatnya milik Allah. Wajib
baginya untuk merawat dan
membayar zakatnya.
Sehingga, kendaraan yang
digunakannya itu nyaman
digunakan untuk bekerja dan
bersilaturahim. Dan, di akhirat
kelak menjadi tameng bagi
pemiliknya dari api neraka.
Selain itu, pemilik kendaraan
pun bisa memberikan
tumpangan kepada orang lain,
seperti saudara, tetangga, dan
teman sekantor. Sehingga,
kendaraan itu tak dibiarkan
melaju dengan kosong.
Kendaraan yang digunakan di
jalan Allah, baik bahan bakar
minyak, polusi, suara mesin,
maupun kecepatan yang
dikeluarkannya, akan berbuah
pahala bagi pemiliknya. Mari
mengatasi macet dengan
berbagi dan peduli. Wallahu
a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar