Banyak orang bertanya, yang
intinya adalah bagaimana saya
memanfaatkan Emas
selama ini? Cara atau metode
mana yang saya pakai? Saya
coba jelaskan dalam artikel
ini sekaligus sebagai
rangkuman Kultwit saya
beberapa waktu yang lalu
mengenai hal yang sama.
Seperti yang sering saya
sampaikan diberbagai
kesempatan terutama di
Seminar-seminar KebunEMAS,
EMAS jauh lebih besar
manfaatnya daripada
keuntungannya. Dalam
kehidupan ini, karena sifatnya,
saya memanfaatkan Emas
untuk berbagai
kebutuhan. Salah
satu manfaat dari Emas yg
terbesar adalah kita bisa
mengukur biaya di masa yang
akan datang dengan Emas
(nanti saya bahas di artikel
yang lain).
Karena nilai Emas ini sama
sepanjang masa, maka kita
bisa memanfaatkan Emas
untuk mengukur biaya di
masa yang akan datang.
Contoh yang paling mudah,
untuk kebutuhan pendidikan
anak-anak saya nanti, dengan
Emas saya bisa dengan mudah
mengukurnya. Kalau saat ini
biaya masuk Sekolah Dasar
adalah 10jt dan setara Emas
20gram, maka Emas 20gram
tersebut 5 atau 10 tahun yang
akan datang masih akan tetap
bisa membiayai masuk
Sekolah Dasar.
Pada intinya dalam
memanfaatkan Emas secara
umum saya punya katakanlah
3 (tiga) jalur atau bagian
besar.
Jalur Pertama,
EMAS Untuk
Kebutuhan Di Masa
Yang Akan Datang
Dengan Emas kita mudah
untuk mengukur biaya di masa
yang akan datang, nah
masalahnya adalah,
bagaimana memiliki Emas
tersebut saat ini, bukan tahun
depan atau 2 tahun lagi. Saya
memanfaatkan modelBeli –
Gadai – Angsur untuk
kebutuhan ini.
Contoh: 10 tahun lagi (dari
saat ini) saya membutuhkan
dana setara 250gram Emas
untuk biaya pendidikan salah
satu anak saya. Maka dari 2
tahun yang lalu saya sudah
melakukan Beli – Gadai Emas,
yang setiap 4 bulan saya
Angsur (kurangi pokok
pinjamanya), saya berterima
kasih kepada BRI Syariah
dengan produk Gadai nya
yang sangat luar biasa.
Karena menurut saya
produkGadai Emas BRI
Syariah adalah yang terbaik
saat ini, apalagi kalau
di manfaatkan untuk hal yang
saya sebutkan di atas,
alasannya adalah, ketika
pokok pinjaman saya cicil/
kurangi setiap 4 bulan, maka
biaya titip 4 bulan
berikutanya akan berkurang.
Biasanya strategi yang saya
pergunakan adalah dengan
menyisihkan uang yang
besarnya 2 x dari Biaya titip
setiap bulan. Misalnya biaya
titipnya 1jt/bln, maka saya
menyisihkan 2jt/bln ke
dalam tabungan, yang mana
pada saat 4 bulan jatuh tempo
saldo tabungan 8jt kemudian
saya pakai untuk bayar biaya
titipnya 4 juta, dan saya
kurangi pokok pinjamannya
4jt. Karena saya kurangi
pokoknya, maka biaya titip 4
bulan berikutnya juga akan
berkurang, artinya setiap 4
bulan komposisi pembayaran
yang 8jt tersebut akan
berubah, semakin lama
semakin besar pokok
pinjaman yang bisa dikurangi.
Saya juga melakukan hal yang
sama untuk tabungan saya
hari tua. Dan EMAS padaJalur
Pertama ini TIDAK PERNAH
SAYA TOPUP PINJAMANNYA,
tapi terus saya kurangi/cicil
pokok pinjamannya.
Beruntung saat ini ada produk
baru dari BRI Syariah,KLM BRI
Syariah, yakni Kepemilikan
EMAS dengan cara dicicil, dan
tenornya bisa sampai 15
tahun, sebuah produk yang
luar biasa menurut saya.
Produk KLM BRI Syariah ini
sangat cocok untuk tujuan-
tujuan seperti di atas, seolah-
olah kita ini ini mem-”beli”
masa depan. Emas bisa
dipakai untuk mengukur biaya
di masa yang akan datang,
KLM BRI Syariah bisa dipakai
untuk mem-”beli” masa
depan.
Saat ini saya sedang meng-
konversi seluruh gadai Emas
pada jalur pertama ini ke
KLM BRI Syariah,
pertimbangan paling utama
adalah, tidak harus repot-
repot setiap 4 bulan ke BRI
Syariah untuk perpanjangan
Gadai, karena dgn KLM BRIS,
cicilan langsung di debet
setiap bulan dari rekening.
Pada Jalur Pertama ini, saya
tidak pernah mikir harga Emas
ada di posisi apa, mau naik
atau turun nggak peduli.
Karena pada jalur ini, semua
Emas saya proyeksikan untuk
jangka panjang (5 – 10 tahun),
untuk kebutuhan di masa yang
akan datang.
Jalur Kedua, Emas
Untuk Kebutuhan
Bisnis dan
Konsumtif
Uang untuk modal bisnis
biasanya saya belikan Emas
dulu, Emasnya lalu saya
gadai, baru uang gadainya
saya pakai untuk modal bisnis.
Dan bisnis harus mampu
untuk membayar biayanya
setiap 4 bulan termasuk
mengurangi pokok pinjaman.
Kalau sampai tidak mampu,
berarti ada yang salah dengan
bisnisnya, simple.
Seringkali juga pokok
pinjaman belum habis,
pinjamannya saya topup
(maksimumkan lagi), tapi
memang topupnya untuk
kepentingan bisnis juga,
misalnya karena pengen
nambah modal atau
memperluas bisnis.
Contoh, 6 bulan lalu saya
masuk ke bisnis dengan modal
180jt, saat itu modal 200jt saya
belikan Emas lalu saya gadai,
uang gadai sekitar 180jt lalu
saya jadikan modal bisnis.
Alhamdulillah, setiap bulan
sekarang ini saya bisa
menyisihkan sekitar 2-8jt dari
keuntungan bisnis tersebut.
Artinya, setiap 4 bulan saya
bisa bayar biaya gadainya plus
kurangi pokok pinjamannya.
Selain untuk bisnis juga untuk
konsumtif seperti: beli
kendaraan, traveling dan
sebagainya, termasuk
beberapa waktu yang lalu
saya berangkat Umroh, biaya
berangkat Umroh saya belikan
dulu Emas, lalu saya gadai,
uang gadainya baru saya
pakai untuk berangkat Umroh.
Emas yang saya gadai untuk
kepentingan ini pun saya
angsur (kurangi pokok
pinjamannya setiap 4 bulan).
Dan sekali lagi untuk kedua
tujuan ini (Bisnis dan
Konsumtif), gadai Emas di BRI
Syariah paling pas, karena
biaya yang menurun seiring
pokok pinjaman yang
kita kurangi.
Gadai Emas di Jalur Kedua ini
tidak pernah saya topup sama
seperti pada Jalur Pertama,
justru saya kurangi pokok
pinjamannya setiap 4 bulan
(kecuali yg bisnis ketika saya
butuh tambahan modal,
setelah itupun bisnisnya akan
kembali mengurangi pokok
pinjaman setiap 4 bulan).
Saya sering kali mendapat
kejutan tidak terduga di jalur
ini, contoh tahun lalu
kami sekeluarga traveling ke
Euro, biaya traveling tersebut
saya belikan Emas
600gram lalu saya gadai, baru
uang gadainya dipakai untuk
biaya traveling. Gadai Emas
nya kemudian setiap 4 bulan
saya kurangi pokoknya
(dicicil), perkiraan saya baru
bisa lunas 2-3 tahun lagi, tapi
ternyata belum setahun sudah
lunas (sering kali
rezeki datang tidak bisa kita
duga kan?). Ahirnya kami
sekeluarga tahun ini bisa
traveling lagi ke Euro dengan
tempat yang berbeda, dan
MENGGUNAKAN EMAS YANG
SAMA. Yang
lebih mengejutkan adalah,
untuk tahun ini biaya per
orang naik dari $2600/orang
thn lalu sekarang menjadi
$3900/orang namun EMAS
YANG DIBUTUHKAN HANYA
350-400gram SAJA !!!
Tentunya ketika saya akan
melakukan gadai untuk
konsumtif atau bisnis ini saya
sudah ukur kemampuan saya,
artinya selalu saya sesuaikan
dengan kemampuan agar saya
selalu bisa kurangi pokoknya
setiap 4 bulan. Kalau untuk
yang bisnis, nggak pusing,
kenapa? karena kalau
bisnisnya bagus pasti mampu,
kalau nggak mampu berarti
yang salah bisnisnya, ada yang
salah dengan bisnisnya…
Di jalur kedua ini pun saya
tidak pernah pusing sama
harga Emas, mau naik
atau turun. Karena memang
akan dicicil dan untuk
kebutuhan yang jelas
ukurannya.
Resiko terburuk dari jalur
Pertama dan Kedua ini adalah
kehilangan kemampuan
untuk mengurangi pokok
pinjaman dan bayar biayanya.
Kalau itu sampai terjadi, ya
gampang jual Emas nya dan
lunasi pinjamannya, yang jelas
nilai Emas nya pasti jauh
melampaui pinjamannya
karena memang pokok
pinjamannya saya kurangi
setiap 4 bulan, belum
kalau harga Emasnya juga
naik.
Jalur Ketiga – Jalur
Iseng.
Kalau ada dana lebih saya
baru masuk ke jalur ini,
Emasnya saya peroleh dengan
cara Beli – Gadai. Kemudian
setiap ada kenaikan Emas dan
STLE (nilai taksir bank)
gadai saya topup (pinjamanya
di maksimumkan lagi).
Kelebihan dari hasil topup
(setelah bayar biayanya) saya
belikan Emas lagi, Emas yang
dibeli dari hasil topup gadai
ini saya simpan tidak saya
gadai. Bahkan sering kali hasil
topup itu dipakai
untuk melunasi atau
mengurangi pokok pinjaman
Emas di Jalur Kedua (Bisnis
dan
Konsumtif), pertimbangannya
adalah, kalau saya beli Emas
baru harganya kan harga saat
ini, jadi lebih untung kalau
saya pakai untuk menebus
sebagian atau mengurangi
pokok pinjaman Emas yang di
Gadai di Jalur Kedua.
Pernah dalam 4 bulan tidak
ada kenaikan Emas, harus
bayar biayanya aja. Ya itulah
resikonya, kalau sudah punya
Emas hasil topup biasanya
Emas tersebut saya gadai
untuk perpanjangan, atau jual
Emas yang digadai sebagian,
secukupnya untuk
perpanjangan lagi.
Bisa juga di downgrade,
artinya di gadai ulang dengan
pinjaman yang sama, tapi
jumlah Emas nya berkurang.
Bulan ini karena harga Emas
naik lumayan, saya
downgrade salah satu gadai
saya yang 100gram = 10 x
10grm. Dengan pinjaman yang
sama tapi hanya butuh Emas 9
batang, artinya yang 1 (satu)
batang 10gram sudah bisa
saya miliki sepenuhnya.
Pinjaman nya tetap sama,
biayanya juga sama, tapi Emas
nya yang digadai berkurang.
Catatan: Sering kali saya
sarankan membeli Emas
dengan satuan-satuan kecil,
memang di awal lebih mahal,
tapi ke depannya lebih
flexible.
Sangat saya sarankan untuk
mem-prioritaskan dulu
minimal Jalur Pertama,
amankan dulu kebutuhan
anda di masa yang akan
datang (pendidikan anak,
tabungan hari tua dsb)
sebelum Anda masuk ke jalur
ke tiga, bahkan kalau Anda
tidak siap menghadapi resiko
harga Emas turun, jangan
lakukan ini. Pakai jalur aman
saja yang Pertama dan Kedua,
Emas hampir tidak ada
resikonya jika dipakai untuk
proyeksi 5 – 10 tahun
kedepan. Ingat kondisi harga
EMAS SEPERTI SAAT INI TIDAK
SELAMANYA HANYA SESAAT
SAJA.
Itulah cara saya
memanfaatkan Emas, Investasi
itu butuh kesabaran, bukan
emosi, saya ingat tahun 2007
ketika saya memulai ini, saya
mulai dengan 1-5 gram saja,
karena itulah kemampuan
saya saat itu. Tapi apa yang
saya miliki sekarang, itu
benar-benar di luar dugaan
dan perkiraan, itulah rezeki.
Kepintaran dan kecerdasan
kalah oleh ketekunan.
Percayalah, saya sudah
buktikan selama ini, Emas jauh
lebih besar manfaatnya
dibanding keuntungannya, jadi
manfaatkanlah Emas sebaik-
baiknya untuk kehidupan dan
masa depan Anda dan
keluarga Anda. Mudah-
mudahan bermanfaat bagi
paraGold Gardener, Happy
Gold !!
Posted by broer on Aug 23,
2011 in Tentang EMAS | 89
copy paste pak rully kustandar
BalasHapus