Kamis, 21 Oktober 2010

Air Zamzam, Sumur yang tak Pernah Kering

Air
zamzam yang
berlimpah
merupakan mukjizat yang
tidak bisa diingkari. Sejak
masa Nabi Ibrahim AS hingga
kini, mata air tersebut tidak
pernah kering. Bagaimana
sejarah air yang penuh
keberkahan ini?
Imam Bukhori meriwayatkan:
"Nabi Ibrahim a'laihisalam
membawa istri dan putranya
Ismail yang masih menyusui ke
Makkah kemudian singgah di
bawah sebuah pohon tempat
sumur zamzam sekarang ini.
Kala itu tidak seorang pun
yang tinggal di Makkah, tidak
pula terdapat mata air.
Sebagai bekal, Nabi Ibrahim
meninggalkan wadah
berisikan kurma dan satu lagi
berisikan air. Nabi Ibrahim
beranjak pergi meninggalkan
istri dan putranya di tempat
itu. Istrinya kemudian
mengikuti seraya berkata:
"Wahai Ibrahim ke mana
engkau pergi? Apakah engkau
akan meninggalkan kami di
tempat yang tidak
berpenghuni ini dan tak ada
sesuatu pun?"
Berulang-ulang Siti Hajar
memanggil Nabi Ibrahim
dengan kata-kata tersebut.
Nabi Ibrahim tidak menoleh.
Istrinya lalu bertanya:
"Apakah Allah yang
memerintahkanmu melakukan
hal ini?" "Ya," jawab Nabi
Ibrahim. Mendengar jawaban
itu, Siti Hajar berkata, "Kalau
begitu Allah tidak akan
menyia-nyiakan kami." Ia
kemudian kembali bersama
putranya Ismail.
Nabi Ibrahim terus berjalan.
Sampai di tempat yang
bernama Tsaniah, ia
menghadap ke arah Ka'bah
(sekarang ini, dulu belum
dibangun) kemudian berdoa
seraya menengadahkan kedua
tangannya dan memanjatkan
doa.
"Ya Tuhan kami,
sesungguhnya aku telah
menempatkan sebagian
keturunanku di lembah yang
tidak mempunyai tanam-
tanaman di dekat rumah
Engkau (Baitullah) yang
dihormati. Ya Tuhan kami
(yang demikian itu) agar
mereka mendirikan
shalat." (QS: Ibrahim 37).
Siti Hajar menyusui Nabi Ismail
dan minum air yang
ditinggalkan Nabi Ibrahim. Air
itu habis, ia dan putranya
merasa sangat haus dan
dahaga. Nabi Ismail terus
menangis. Tidak tega melihat
putranya seperti itu, Siti Hajar
pergi ke bukit Sofa.
Di bukit itu ia berdiri
menghadap lembah, berharap
melihat orang di sana. Ia
kemudian turun dari bukit
Sofa. Sampai di lembah, ia
mengangkat ujung bajunya,
kemudian berlari-lari seperti
orang yang kelelahan
sehingga sampai di bukit
Marwa. Ia lalu melihat ke
arah sekelilingnya, tapi tak
seorang pun terlihat. Hal itu ia
lakukan sampai 7 kali.
Ibnu Abbas berkata,
Rasulullah SAW bersabda:
"Itulah (asal mula) sa'i yang
dilakukan sekarang antara
Sofa dan Marwa. Ketika Siti
Hajar kembali ke bukit
Marwa, terdengarlah suara
tanpa rupa, Siti Hajar
berkata : "Berikanlah
pertolongan kepadaku jika
Engkau mempunyai kebaikan."
Tiba-tiba, ia melihat Malaikat
Jibril berada di tempat sumur
zamzam (sekarang ini). Dalam
Hadis Sayyidina Ali ra yang
diriwayatkan Imam Tobari
dengan Sanad Hasan:
"Malaikat Jibril
memanggilnya, siapakah
engkau?" Ia menjawab, "Aku
adalah Hajar ibu Ismail."
"Kepada siapa engkau berdua
dipasrahkan?" "Kepada
Allah." Malaikat Jibril
kemudian berkata: "Engkau
berdua telah dipasrahkan
pada Yang Maha Mencukupi."
Malaikat Jibril lalu mencari-
mencari (menggali) dengan
tumitnya dalam riwayat
dengan sayapnya sehingga
tampaklah air. Dalam riwayat
Bukhori disebutkan,
terpancarlah air. Siti Hajar
tercengang melihat pancaran
air itu, lalu membuatnya
seperti telaga.
Malaikat Jibril berkata:
"Biarkanlah sesungguhnya air
itu rowaaun (banyak dan
mengenyangkan). Siti Hajar
kemudian minum dari air itu,
susunya menjadi mengalir
banyak. Malaikat Jibril
berkata kepadanya: "Jangan
takut akan terlantar,
sesungguhnya di sinilah rumah
Allah akan dibangun oleh
anak ini dan ayahnya,
sesungguhnya Allah tidak
akan menyia-nyiakan hamba
yang dekat dengan-Nya."
Sekelompok orang-orang
Jurhum dari Bani Qohton
kemudian lewat. Mereka
datang melewati jalan
Kada' (nama tempat) lalu
singgah di lembah Makkah
bagian bawah. Mereka
melihat burung-burung
terbang berputar-putar tidak
meninggalkan tempat itu.
Mereka berkata: "Sungguh
burung-burung itu berputar-
putar di atas air, padahal kita
tahu di lembah ini sebelumnya
tidak terdapat air." Mereka
lalu mengutus seorang
melihat ke tempat tersebut.
Benar, di sana terdapat air.
Mereka lalu datang ke tempat
air itu dan melihat Siti Hajar
berada di situ. Mereka
berkata: "Apakah engkau
mengizinkan kami tinggal di
tempat ini?"
Siti Hajar menjawab: "Ya,
tetapi kalian tidak berhak atas
mata air ini (kecuali untuk
kalian minum dan kebutuhan
kalian saja). "Baiklah."
Lembah Makkah yang asalnya
tidak terdapat air tidak
berpenghuni sehingga Allah
menampakkan air zamzam.
Setelah itu, kabilah Jurhum
yang berasal dari Yaman ikut
tinggal di lembah tersebut
sehingga semakin lama
semakin bertambah ramai.
Dari segi keutamaannya,
sebagian ulama telah
mengumpulkan berbagai
fadilah dan keutamaan
zamzam. Antara lain adalah
air surga (maa'ul-jannah).
Artinya, air yang penuh
berkah dan manfaat, seperti
air surga.
Nikmat Allah, yakni salah satu
nikmat Allah bagi para
jamaah haji yang langsung
bisa merasakan nikmatnya air
di tengah-tengah padang
pasir. Penuh berkah karena
Rasulullah SAW senang
meminumnya dan tangannya
yang penuh berkah pernah
dicelupkan ke sumur zamzam.
Air ini juga mengenyangkan
serta menghilangkan dahaga.
Dapat juga digunakan sebagai
air penyembuh penyakit, baik
penyakit jiwa atau batin
maupun penyakit jasmani.
Rasulullah SAW menyebutnya,
"mengobati penyakit." Banyak
kisah dan riwayat tentang hal
ini sebagai bukti kebenaran
hadis tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar