Rabu, 08 Desember 2010

Inilah Rute Hijrah Nabi Muhammad SAW Dahulu

Ketika
berbagai cobaan
dan ujian silih
berganti dialami umat Islam,
Rasulullah SAW
memerintahkan kaum
Muslimin untuk segera
berhijrah ke Yatsrib. Perihal
tempat untuk hijrah ini, Allah
SWT telah memberitahukan
Rasulullah.
Dalam buku berjudul
Muhammad: Kisah Hidup Nabi
Berdasarkan Sumber Klasik,
Martin Lings mengungkapkan,
Nabi SAW sudah mengetahui
bahwa Yastrib adalah lahan
subur di antara dua jalur batu-
batu hitam yang beliau lihat
dalam mimpinya. Beliau juga
tahu bahwa tibalah waktunya
untuk hijrah.
Sementara itu, Dr Ahzami
Samiun Jazuli dalam bukunya
mengenai Hijrah dalam
Pandangan Al-Quran
menuliskan, Imam Muslim
mengatakan bahwa Nabi SAW
bersabda, “Aku melihat dalam
tidur bahwa aku berhijrah dari
Makkah menuju suatu tempat
yang banyak terdapat pohon
kurma. Aku mencoba
menebak apakah itu
Yamamah atau Hajar? Namun,
ternyata, itulah Kota
Yatsrib. ” (Shahih Muslim:
2272).
Rasul pun memerintahkan
para sahabatnya untuk segera
berhijrah, baik secara sendiri-
sendiri maupun berkelompok.
Adapun Rasul SAW,
rencananya akan menyusul
setelah semua umat Islam
berhijrah ke Madinah. Sebab,
Rasul mengetahui, yang
dimusuhi oleh kaum kafir
Quraisy adalah diri beliau, dan
bukan kaum Muslimin.
Kaum Quraisy pun
menyiapkan strategi untuk
melakukan penangkapan
terhadap Rasul SAW. Namun,
rencana kaum Quraisy ini
diketahui oleh Nabi SAW. Saat
itu, Rasulullah sendiri
memang masih tinggal di
Makkah dan kaum Muslim
sudah tidak ada lagi yang
tinggal, kecuali sebagian
kecil. Sambil menunggu
perintah Allah SWT untuk
berhijrah, Nabi SAW menemui
Abu Bakar dan
memberitahukannya untuk
bersiap hijrah ke Madinah.
“Dan, katakanlah, Ya
Tuhanku, masukkanlah aku
secara masuk yang benar dan
keluarkanlah (pula) aku
secara keluar yang benar dan
berikanlah kepadaku dari sisi
Engkau kekuasaan yang
menolong.”(Al-Isra [17]: 80).
Di sinilah, sebagaimana
dipaparkan Muhammad
Husain Haekal dalam bukunya
Hayatu Muhammad (Sejarah
Hidup Muhammad),
dimulainya kisah yang paling
cemerlang dan indah yang
pernah dikenal manusia dalam
sejarah pengejaran yang
penuh bahaya demi
kebenaran, keyakinan, dan
keimanan.
Untuk mengelabui kaum
Quraisy, Rasulullah
memutuskan akan menempuh
jalan lain (rute yang berbeda)
dari jalur yang biasa
digunakan penduduk Makkah
untuk menuju Madinah.
Rasulullah SAW memutuskan
akan berangkat bukan pada
waktu yang biasa.
Padahal, Abu Bakar sudah
menyiapkan dua ekor unta
sebagai kendaraan yang akan
dipergunakan Nabi SAW pada
saat berhijrah. Hijrah ini
dilakukan semata-mata untuk
menyelamatkan dakwah dan
akidah Islam serta kaum
Muslimin.
Rute yang ditempuh Rasul itu
adalah setelah keluar dari
rumah beliau, jalan yang
ditempuh adalah Gua Tsur,
berjarak sekitar 6-7 kilometer
di selatan Makkah. Sedangkan
Madinah berada di sebelah
utara Makkah. Langkah ini
diambil untuk mengelabui
kafir Quraisy. Di Gua Tsur ini,
Rasulullah dan Abu Bakar
tinggal selama kurang lebih
tiga hari.
Selanjutnya, beliau mengambil
jalur ke arah barat menuju
Hudaibiyah, arah sebelah
timur desa Sarat. Kemudian,
menuju arah Madinah dan
berhenti di sebuah kawasan di
al-Jumum dekat wilayah
Usfan. Lalu, bergerak ke arah
barat dan memutar ke
perkampungan Ummul Ma'bad
dan berhenti di wilayah Al-
Juhfah.
Selanjutnya, beliau menuju
Thanniyat al-Murrah, Mulijah
Laqaf, Muwijaj Hujaj, Bath Dzi
Katsir, hingga tiba di Dzu
Salam. Di sini, beliau memutar
ke arah barat sebelum
meneruskan ke arah Madinah
dan berhenti di daerah Quba.
Di sinilah beliau mendirikan
Masjid Quba, yaitu Masjid
pertama yang didirikan Rasul
SAW.
Setelah dari Quba, atau
sekitar satu kilometer dari
Quba, beliau bersama umat
Islam lainnya, melaksanakan
shalat Jumat. Untuk
memperingati peristiwa itu,
dibangunlah masjid di lokasi
ini dengan nama Masjid Jumat.
Setelah itu, barulah Rasul
SAW menuju Madinah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar