Rabu, 08 Desember 2010

Berbagai Peristiwa Seputar Hijrah Rasulullah SAW

Dalam
upaya
menyelamatkan
dakwah Islam dari gangguan
kafir Quraisy, Rasulullah SAW
bersegera hijrah dari Makkah
ke Yatsrib (Madinah), dari
Daarul Harbi menuju Daarul
Islam. Saat hijrah
berlangsung, banyak peristiwa
dan kejadian penting yang
patut menjadi teladan umat
Islam. Beberapa peristiwa
penting tersebut sebagai
berikut.
Ali di tempat tidur Nabi SAW
Muhammad Husain Haekal
dalam Sejarah Hidup
Muhammad menuturkan,
pemuda-pemuda yang sudah
disiapkan kaum Quraisy untuk
membunuh Rasulullah pada
malam itu sudah mengepung
rumah Nabi SAW. Pada saat
bersamaan, Rasulullah
menyuruh Ali bin Abi Thalib
untuk memakai mantelnya
yang berwarna hijau dan tidur
di kasur Rasulullah SAW. Nabi
SAW meminta Ali supaya ia
tinggal dulu di Makkah untuk
menyelesaikan berbagai
keperluan dan amanah umat,
sebelum melaksanakan hijrah.
Sementara itu, para pemuda
yang sudah disiapkan Quraisy,
dari sebuah celah, mengintip
ke tempat tidur Nabi SAW.
Mereka melihat ada sesosok
tubuh di tempat tidur itu dan
mereka pun puas bahwa
orang yang mereka incar
belum lari.
Menurut Martin Lings dalam
Muhammad: Kisah Hidup Nabi
Berdasarkan Sumber Klasik,
para pemuda Quraisy yang
dipilih untuk membunuh Nabi
SAW itu telah sepakat untuk
bertemu di luar gerbang
rumah Nabi SAW saat malam
tiba.
Menjelang larut malam,
Rasulullah keluar rumah
menuju kediaman Abu Bakar
setelah beliau membacakan
surah yang diberi nama
dengan kalimat pembukanya,
Yasiin. Ketika sampai pada
kalimat, “Dan, Kami adakan di
hadapan mereka dinding dan
di belakang mereka dinding
pula dan Kami tutup (mata)
mereka sehingga mereka
tidak dapat melihat. ” (QS
Yasin [36]: 9).
Lalu, Nabi SAW dan Abu
Bakar keluar melalui jendela
pintu belakang dan terus
bertolak ke arah selatan, ke
arah Yaman, menuju Gua
Tsur. Hal itu dilakukan untuk
mengelabui para pemuda
Quraisy tersebut. Mereka
menutup semua jalur menuju
Madinah. Para pemuda ini
berencana akan menyergap
Nabi SAW saat itu.
Dan, ketika memasuki rumah
Nabi SAW, mereka kaget
karena Rasulullah sudah tidak
ada. Mereka hanya
menemukan Ali sedang tidur
di kasur Rasul SAW. Kafir
Quraisy merasa kecolongan
karena tak menemukan Nabi
Muhammad SAW.
Gua Tsur
Tiada seorang pun yang
mengetahui tempat
persembunyian Nabi SAW dan
Abu Bakar, selain Abdullah
bin Abu Bakar, Aisyah, dan
Asma' serta pembantu
mereka, Amir bin Fuhaira.
Abdullah diperintahkan untuk
mengawasi gerak-gerik
Quraisy pada siang hari dan
memberitahukan keadaan di
sekitar gua pada malam hari.
Amir bin Fuhaira bertugas
menyiapkan kendaraan untuk
Nabi SAW dan Abu Bakar,
sedangkan Asma bertugas
mengantarkan makanan ke
gua.
Sementara itu, pihak Quraisy
terus berusaha mencari
keberadaan Rasulullah tanpa
mengenal lelah. Selain
mencari ke tempat lain,
sebagian di antara mereka
ada yang mendatangi Gua
Tsur. Tidak jauh dari Gua Tsur
itu, mereka bertemu seorang
gembala (menurut sebagian
riwayat, penggembala itu
adalah Amir bin Fuhaira),
yang lalu ditanya. “Mungkin
saja mereka dalam gua itu,
tapi saya tidak melihat ada
orang yang ke sana. ”
Lalu, orang-orang Quraisy
datang menaiki gua itu. Tapi,
kemudian, ada yang turun
lagi. “Mengapa kau tidak
menjenguk ke dalam gua?”
tanya kawan-kawannya. “Ada
sarang laba-laba di tempat itu
yang memang sudah ada
sebelum Muhammad lahir, ”
jawabnya. “Saya melihat ada
dua ekor burung dara hutan di
lubang gua itu. Jadi, saya
mengetahui tak ada orang di
sana, ” seru yang lainnya.
Sementara itu, Abu Bakar
merasa khawatir jika
keberadaan mereka akan
diketahui pihak Quraisy.
Rasulullah mengatakan,
“ Jangan takut, Allah bersama
kita.” (QS Al-Anfal [9]: 40).
Mukjizat gua
Di depan mulut Gua Tsur,
terdapat sarang laba-laba,
sarang burung dara, dan
cabang pohon akasia yang
menjuntai ke arah gua. Pohon
akasia ini digambarkan oleh
Martin Lings memiliki
ketinggian kira-kira setengah
tinggi manusia. Kemudian,
mereka pun pergi
meninggalkan gua.
Masih menurut Lings, di celah
antara pohon dan dinding gua
terdapat seekor laba-laba
yang telah membuat
sarangnya. Kemudian, di
lubang gua-tempat seseorang
mungkin akan melangkah jika
ingin memasuki gua-ada
seekor burung dara telah
bersarang dan sedang duduk
seakan-akan mengerami telur-
telurnya. Sementara itu,
pasangannya yang jantan
sedang menjaga si betina
mengerami telur-telurnya di
dekat pohon yang mengarah
ke gua.
Sarang laba-laba, dua ekor
burung dara, dan pohon
akasia inilah mukjizat yang
diceritakan oleh buku-buku
sejarah hidup Nabi SAW
mengenai masalah
persembunyian dalam Gua
Tsur itu. Melihat kondisi ini,
orang-orang Quraisy ini
berpindah dan mencari Nabi
SAW ke tempat lain.
Sehubungan dengan mukjizat
ini, penulis Prancis Emile
Dermenghem dalam karyanya
yang bertajuk La Vie de
Mahomet mengatakan, “Tiga
peristiwa itu sajalah mukjizat
yang diceritakan oleh sejarah
Islam yang benar-benar:
sarang laba-laba, hinggapnya
burung dara, dan tumbuhnya
pohon-pohonan. Ketiga
keajaiban ini setiap hari
persamaannya selalu ada di
muka bumi. ”
Kisah Suraqah
Adapun peristiwa lainnya yang
juga memberi arti penting
dalam hijrah Rasulullah SAW,
yakni pengejaran yang
dilakukan oleh Suraqah bin
Malik bin Ja'syam. Ia
bermaksud menangkap
Rasulullah SAW dan Abu
Bakar, lalu menyerahkannya
kepada Quraisy karena tergiur
dengan iming-iming yang
diberikan bila dapat
menangkap Rasul SAW.
Namun, belum sempat
mendekati Rasul, kudanya
terperosok dan ia pun
terjungkal. Hal itu berulang-
ulang terjadi hingga akhirnya
ia memohon maaf dan
mengaku terus terang
perbuatannya untuk
menangkap Rasulullah SAW
karena tergoda oleh imbalan
besar yang dijanjikan orang-
orang kafir Quraisy. Rasul
kemudian memaafkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar