Rasulullah
mempunyai
banyak sahabat yang turut
serta dalam perjuangan
menegakkan syariah Islam.
Mereka bersama-sama dalam
suka maupun duka. Para
sahabat itu tak hanya berasal
dari kalangan suku-suku Arab.
Mereka juga datang dari
kalangan non-Arab, seperti
halnya Bilal bin Rabah.
Sebagai mana keturunan
Afrika, Bilal memiliki postur
tinggi, kurus, dan warna kulit
hitam. Dia memiliki nama
lengkap Bilal bin Rabah Al-
Habasyi. Ia biasa dipanggil
Abu Abdillah dan digelari
Muadzdzin Ar-Rasul. Habasyah
merupakan Ethiopia saat ini.
Ibunya adalah sahaya milik
Umayyah bin Khalaf dari Bani
Jumuh. Bilal menjadi budak
mereka, hingga akhirnya ia
mendengar tentang Islam.
Tanpa ada keraguan, ia
menemui Nabi dan
mengikrarkan diri masuk
Islam.
Umayyah bin Khalaf pernah
menyiksanya dan
membiarkannya di tengah
gurun pasir selama beberapa
hari. Di perutnya diikat sebuah
batu besar dan lehernya diikat
dengan tali. Lalu, orang-orang
kafir menyuruh anak-anak
mereka untuk menyeretnya di
antara perbukitan Makkah.
Meski disiksa, keimanan Bilal
tak pernah luntur. Saat
dijemur di panas terik padang
pasir, Bilal selalu
mengucapkan ''Ahad-Ahad''
dan menolak mengucapkan
kata kufur. Abu Bakar lalu
memerdekakannya. Saat itu
Umar bin Khattab
berujar,''Abu Bakar adalah
seorang pemimpin (sayyid)
kami, dan dia telah
memerdekakan seorang
pemimpin (sayyid) kami.''
Setelah hijrah, adzan
disyariatkan. Lalu Bilal
mengumandangkan adzan. Ia
adalah muadzin pertama
dalam Islam, karena ia
memiliki suara yang bagus.
Pada saat pembebasan kota
Makkah, Rasulullah menyuruh
Bilal untuk
mengumandangkan adzan di
belakang Ka'bah.
Adzan itu adalah adzan yang
pertama dikumandangkan di
Makkah. Pasca wafatnya
Rasulullah, ia menolak untuk
menjadi muadzdzin lagi
karena tak sanggup menyebut
nama Rasulullah dalam
adzannya. Usai wafatnya Nabi,
bahkan dia hanya sanggup
melantunkan adzan selama
tiga hari. Itu pun disertai
tangisannya tatkala
mengucapkan nama
Rasulullah dalam adzan.
Ia juga pernah menjabat
sebagai bendahara Rasulullah
di Bait Al-Mal. Ia tidak pernah
absen mengikuti semua
peperangan bersama
Rasulullah. Tentang Bilal,
Rasulullah SAW
mengatakan,''Bilal adalah
seorang penunggang kuda
yang hebat dari kalangan
Habasyah.'' (Hadits Riwayat
Ibnu Abi Syaibah dan Ibn
Asakir)
Suatu ketika, selesai sholat
Subuh, Rasulullah pernah
bertanya kepada Bilal, ''Wahai
Bilal, ceritakan kepadaku
tentang amalan yang paling
bermanfaat yang telah kamu
lakukan setelah memeluk
Islam. Karena semalam aku
mendengar suara langkahmu
di depanku di surga.''
Bilal menjawab, ''Aku tidak
pernah melakukan suatu
amalan yang paling
bermanfaat setelah memeluk
Islam selain aku selalu
berwudhu dengan sempurna
pada setiap malam dan siang,
kemudian melakukan sholat
sunat dengan wudhu itu
sebanyak yang Allah
kehendaki.'' (Hadist riwayat
Abu Hurairah ra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar